KRICOM - Beberapa waktu lalu sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam berbagai aliansi melakukan demonstrasi di beberapa titik di Indonesia seperti di Riau dan di depan Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta.
Namun ada beberapa pihak yang menuduh bahwa aksi demo yang dilakukan mahasiswa belakangan ini ditunggangi oleh kepentingan politik. Sebab selama beberapa tahun belakangan mahasiswa jarang melakukan demo besar-besaran, tapi menjelang pemilu ini tiba-tiba sering terjadi unjuk rasa mahasiswa.
Terkait hal ini, pengamat politik, Adi Prayitno menganggap tuduhan ini merupakan hal yang wajar sebab secara tiba-tiba di beberapa titik di Indonesia banyak mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi.
“Selama empat tahun ini, kita jarang menemukan mahasiswa yang melakukan satu demo yang luar biasa, tiba-tiba ini jelang pilpres banyak yang demo. Jadi wajar kalau ada tuduhan-tuduhan begitu. Ini yang saya ingin katakan apa yang disebut dengan demonstrasi ini bisa ditunggangi atau tidak,” ucap Adi yang dihubungi wartawan, Senin (17/9/2018).
Adi menjelaskan ada dua tipe demonstrasi mahasiswa, pertama yakni demonstrasi alamiah yang sebagaimana sering dilakukan mahasiswa dalam menyuarakan sikap terhadap suatu kebijakan pemerintah.
Baca Juga : Dukung Penuh Jokowi, Pemuda Adat: Kami akan Kalahkan Calon Pemimpin yang Halalkan Hoaks
"Demo yang tidak ditunggangi adalah demo yang dilakukan alamiah, secara kontinu dan ini memang menjadi bagian rutinitas mahasiswa untuk mengawal demokrasi," jelasnya.
Kemudian, lanjut Adi, yang kedua adalah demontrasi yang ditunggangi oleh kepentingan politik. Dalam hal ini, yakni kemungkinan ditunggangi kepentingan politik untuk mendongkrak salah satu kandidat bakal calon presiden.
"Ini wajar untuk dicurigai karena sekarang apa pun dijadikan instrumen untuk mendompleng salah satu kandidat tertentu. Jadi kalau melihat siapa yang melakukan demonstrasi, kecenderungannya memang salah satunya bermain di isu politik 2019," pungkasnya.